Sejarah Singkat Terbentuknya IPPHAR
Pada tahun 1960-an seiring dengan kebutuhan pendidikan maka pemuda-pemudi hulaliu melakukan perjalanan ke Ambon untuk melanjutkan sekolah mereka. Dengan adanya semangat kebersamaan dan kekeluargaan dari para pemuda-pemudi maka mereka berkeinginan untuk membentuk suatu persekutuan dari situlah diadakan ibadah-ibadah pemuda yang berasal dari tanah Hulaliu Haturessy Rakanyawa. Dari ibadah tersebut maka terbentuklah iphat (Ikatan Pemuda Haturessy Rakanyawa) IPHAT ini diprakarsai oleh bapak Abraham Noya(alm) dan kawan-kawan.
Kemudian pada tahun 1965 persekutuan ini menjadi mandek tanpa alasan yang jelas, dan dibentuk lagi perkumpulan yang bernama PERAMA(Persatuan Pemuda Pelajar Mahasiswa) yang dipelopori oleh bapak Arie Noya, bapak Abe Matulessy, bapak Jhon Noya dan bapak Ucu Laisina. Namun seiring dengan berjalannya waktu serta kesibukan-kesibukan yang dialami oleh para pemuda-pemudi Hulaliu ini akhirnya perkumpulan perama ini menjadi mandek. Setelah itu perkumpulan PERAMA ini diaktifkan lagi oleh bapak Nus Tuanakotta, bapak Cas Noya dan kawan-kawan.
Pada tanggal 18 juni 1980 bertempat di rumah bapak Ucu Tuhumury para pemuda pemudi hulaliu ini mengadakan rapat. Dalam rapat tersebut dibentuklah persekutuan tersebut dengan nama iphhar (Ikatan Pemuda Pelajar Haturessy Rakanyawa) dan dipilihlah para pengurus yang baru yang diketuai oleh bapak Cak Noya dengan sekretaris bapak Meky Noya dan bapak Hengki Siahaya sebagai wakil ketua.
Sejak saat itu persekutuan IPPHAR menjadi organisasi kepemudaan yang terorganisir, terkoordinir dan sah dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang resmi.
Berikut ini adalah nama-nama kepengurusan IPPHAR Ambon dari dulu sampai sekarang :
1. Tahun 1980-1988 kepengurusan IPPHAR diketuai oleh bapak Cak Noya dan sekretaris bapak Theo Tuanakotta.
2. Tahun 1988-1992 IPPHAR diketuai oleh Bapak Neles Noya dengan sekretaris bapak Theo Tuanakotta.
3. Tahun 1992-1996 IPPHAR diketuai oleh bapak Phisthos Noya dengan sekretaris bapak Yafri Taihuttu.
4. Tahun 1996-2000 IPPHAR Ambon diketuai oleh bapak Jafri Taihuttu dengan sekretaris bapak Bob Siahaya.
5. Tahun 2000-2008 kepengurusan IPPHAR diketuai oleh bapak Weinand Tuanakotta dengan sekretaris saudari Levie Noya.
6. Tahun 2009-sekarang kepengurusan IPPHAR diketuai oleh saudari Mercy Sahureka dengan sekretaris saudara Yopi Laisina.
demikianlah sejarah singkat persekutuan Ikatan Pemuda Pelajar Haturessy Rakanyawa, dengan mengingat dan selalu menjunjung motto kebesaran kita… Bertekunlah sampai ke akhir………
Kemudian pada tahun 1965 persekutuan ini menjadi mandek tanpa alasan yang jelas, dan dibentuk lagi perkumpulan yang bernama PERAMA(Persatuan Pemuda Pelajar Mahasiswa) yang dipelopori oleh bapak Arie Noya, bapak Abe Matulessy, bapak Jhon Noya dan bapak Ucu Laisina. Namun seiring dengan berjalannya waktu serta kesibukan-kesibukan yang dialami oleh para pemuda-pemudi Hulaliu ini akhirnya perkumpulan perama ini menjadi mandek. Setelah itu perkumpulan PERAMA ini diaktifkan lagi oleh bapak Nus Tuanakotta, bapak Cas Noya dan kawan-kawan.
Pada tanggal 18 juni 1980 bertempat di rumah bapak Ucu Tuhumury para pemuda pemudi hulaliu ini mengadakan rapat. Dalam rapat tersebut dibentuklah persekutuan tersebut dengan nama iphhar (Ikatan Pemuda Pelajar Haturessy Rakanyawa) dan dipilihlah para pengurus yang baru yang diketuai oleh bapak Cak Noya dengan sekretaris bapak Meky Noya dan bapak Hengki Siahaya sebagai wakil ketua.
Sejak saat itu persekutuan IPPHAR menjadi organisasi kepemudaan yang terorganisir, terkoordinir dan sah dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang resmi.
Berikut ini adalah nama-nama kepengurusan IPPHAR Ambon dari dulu sampai sekarang :
1. Tahun 1980-1988 kepengurusan IPPHAR diketuai oleh bapak Cak Noya dan sekretaris bapak Theo Tuanakotta.
2. Tahun 1988-1992 IPPHAR diketuai oleh Bapak Neles Noya dengan sekretaris bapak Theo Tuanakotta.
3. Tahun 1992-1996 IPPHAR diketuai oleh bapak Phisthos Noya dengan sekretaris bapak Yafri Taihuttu.
4. Tahun 1996-2000 IPPHAR Ambon diketuai oleh bapak Jafri Taihuttu dengan sekretaris bapak Bob Siahaya.
5. Tahun 2000-2008 kepengurusan IPPHAR diketuai oleh bapak Weinand Tuanakotta dengan sekretaris saudari Levie Noya.
6. Tahun 2009-sekarang kepengurusan IPPHAR diketuai oleh saudari Mercy Sahureka dengan sekretaris saudara Yopi Laisina.
demikianlah sejarah singkat persekutuan Ikatan Pemuda Pelajar Haturessy Rakanyawa, dengan mengingat dan selalu menjunjung motto kebesaran kita… Bertekunlah sampai ke akhir………
Nama-nama Petuanan
Ahihai
Aman tawari
Aman huhui
Hutut
Matalepun
Nae
Paristerang
Ritawei
Waitanama
Waielang
Wairia
Yanain
Namuku
Huswei
Haturua
Haturua
Hatramonwei
Hurmau
Waihokal
Pupsei
Tihwa
Waimete
Tirarua
Matalepun
Soria
Elantalai
Rikehe
Suprusu
Waitua
Hatputia
Waihatu
Akun
Salolo
Riha
Samalaloi
Amakabau
Tupa
Aman tawari
Aman huhui
Hutut
Matalepun
Nae
Paristerang
Ritawei
Waitanama
Waielang
Wairia
Yanain
Namuku
Huswei
Haturua
Haturua
Hatramonwei
Hurmau
Waihokal
Pupsei
Tihwa
Waimete
Tirarua
Matalepun
Soria
Elantalai
Rikehe
Suprusu
Waitua
Hatputia
Waihatu
Akun
Salolo
Riha
Samalaloi
Amakabau
Tupa
KENANGAN DENG DIA
Hanya tinggal kenangan,deng hanya tinggal sejarah, beta seng bisa lia Ose lai… Ose seng bisa lia beta lai… Ose su pigi jau… jau… jau paskali. tinggal sejarah sondak deng se, tingggal sejarah kajadiang deng se, tinggal sejarah taong baru deng se. tapi bukan itu saja… beta rela mati ganti se asal jang orang bakar Ose,karena Ose su jadi beta pung pembakar semangat dalam medan tempur salamat jalan pelindungku. Sakarang su ada yang baru yang akan menciptakan kenangan baru deng sejarah baru deng beta, dia yang sakarang su paleng beta sayang. dia yang sakarang su paleng beta cinta. Biar beta seng pi manginte kacang di salolo, biar beta seng pi panira dadeso di wairiang, biar beta seng pi tipar mayang di amantawari asal for se tamange… beta pung suet ni seng for beta pung keluarga lai… ASAL FOR BANGONG ALE JUA.… tamange…waktu orang datang di rumah Biar Beta Makang Papeda Deng Aer Garam, Biar Minong Te Pagi Deng Aer Puti, deng biar isi tangan di sak Cuma saribu rupiah… tapi… beta sumbang akang for Ose tamang e. biar beta ni ARU-U,……. biar beta su BONGKO,.. biar beta su TUA tapi beta salalo bantu Ose. Sakarang Ose su mau jadi. beta seng tau ada orang yang sayang Ose sama beta ka seng, beta seng tau ada orang yang korbankan dong pung nyawa for Ose ka seng, beta seng tau ada orang yang korbankan dong pung harta for Ose ka seng, tapi for beta Ose segala-galanya karena satu saat Ose akan jadi beta pung tempat membentuk spiritualitas. Jang taku tamange biar orang laeng seng lia Ose tapi beta salalo ada for Ose mari betlehemku badiri kuat deng beta pung karingat mari Betlehemku badiri kuat deng beta pung aer mata.
MAS KAWIN DARI PEREMPUAN HULALIU
1. SATU KAYU KAIN PUTIH YANG BAIK
2. SATU KAIN PATOLA
3. SATU ULAR KAWAT
4. SATU PINGGANG BATU
( Dapat diganti dengan Uang )
Terbilang Lima Juta Rupiah.
5. SATU DULANG SIRI PINANG
(dapat diganti dengan gula-gula)
6. TEMBAKAU 6 LEMPENG (3 TEMBAKAU JAWA, 3 TEMBAKAU KUNING)
(dapat diganti dengan rokok)
7. SAGERU 3 TAMPAYANG (20 PLESKO)
SOPI 1 TEMPAYANG (6 PLESKO)
(dapat diganti dengan anggur)
2. SATU KAIN PATOLA
3. SATU ULAR KAWAT
4. SATU PINGGANG BATU
( Dapat diganti dengan Uang )
Terbilang Lima Juta Rupiah.
5. SATU DULANG SIRI PINANG
(dapat diganti dengan gula-gula)
6. TEMBAKAU 6 LEMPENG (3 TEMBAKAU JAWA, 3 TEMBAKAU KUNING)
(dapat diganti dengan rokok)
7. SAGERU 3 TAMPAYANG (20 PLESKO)
SOPI 1 TEMPAYANG (6 PLESKO)
(dapat diganti dengan anggur)
Lirik "HENA MASA AMI"
Hena masa ami
Loto eri alaka o…Puna isa ama rima hatu haha o…
Au olo ruma e .. eke rumah sigit o…
E paune ite kiberatu ira rolio…
Hena masa ami loto eri alaka o…
Tanita… e tanita e…
Maso-maso soki e tanita…
Kuru e… ume kuru-kuru e..
Kuru rai eke Hurariu…
Wele-wele kuria wele-wele o..
Rai parutu eke Haturessy o..
Noka Rakanyawa o…
Profil Ketua IPPHAR
Mersiana Sahureka, akrab dipanggil Mersy. Dilahirkan di Hulaliu pada tanggal 18 Nov 1979 dengan orang tua ayah Omang Sahureka,Alm dan Ibu Lien Noya/S. Anak ke-8 dari 9 bersaudara ini memulai studinya tahun 1985 di SD Neg 2 Hulaliu, selanjutnya tahun 1991 di SMP Neg Hulaliu dan taman tahun 1994 kemudian dia melanjutkan sekolah di SMA Neg 7 Ambon dan tamat tahun 1997. Pada Tahun 1997 terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Pattimura Fakultas Pertanian Jurusan Kehutanan dan lulus tahun 2002 dengan menyandang gelar S.Hut (Sarjana Kehutanan). Sosok yang mempunyai hobby membaca ini aktif dalam organisasi di kampus seperti DPMF dan Silva serta GMKI. Cewek yang memiliki motto Hidup “Jesus is The Aswers’’ ini menapaki perjalanan hidup dengan Tujuan Hidupnya “ Road To Success and Happy with Jesus” memulai kiprahnya di IPPHAR pada tahun 2003 saat organisasi ini mandek akibat tragedy kemanusiaan yang menimpah bumi Maluku tahun 1999. Dia sebagai pengambil inisiatif hingga IPPHAR saat ini dan pada musyawarah besar IPPHAR di Latuhalat dia terpilih sebagai Bendahara umum periode 2003-2007. Dua tahun kiprahnya di IPPHAR terhenti karna di pada tahun 2007-2009 dia melanjutkan study stara dua (S2) di UGM Yogjakarta Fakultas Kehutanan Jurusan Manajemen Hutan bidang Pengelolaan dan Pengembangan Hutan Rakyat dengan menyandang gelas M.Sc (Master of Science). Dedikasi dan loyalitasnya terhadap IPPHAR sangat besar terbukti ketika tahun 2009 dia kembali dan atas inisiatifnya karena telah berakhirnya periode kepengurusan IPPHAR selama 6 tahun maka dilaksanakan Musyawarah IPPHAR pada bulan Maret dan dia terpilih sebagai Ketua IPPHAR periode 2009 -2013 dan atas prakarsanya tercetuslah Motto IPPHAR “Bertekoenlah Sampai Keachir.
Hulaliu Panggel Pulang
Jika saudara telah berada di Ambon dan ingin pulang ke Negeri Hulaliu, atau karena HULALIU PANGGEL PULANG, maka haruslah melakukan perjalanan dengan angkutan darat ke Tulehu dengan jarak 25 km dari pusat kota Ambon, ditempuh ± 35 menit, dengan biaya Rp. 7000,- . Setelah itu menggunakan transportasi laut yaitu speed boat, untuk menyeberang menuju pantai wairiang Negeri Kailolo, dengan waktu tempuh ± 20 Menit, biaya Rp. 15.000,-. Kemudian dengan angkutan darat menuju ke Negeri Hulaliu dengan Waktu tempuh sekitar ± 45 menit, dengan biaya Rp 15.000,-. Perjalanan darat ini melewati negeri Pelau, negeri Kariu, Dusun Ori dan sebuah Dusun kecil Waimital. Selain itu ada transportasi laut dari Tulehu ke Hulaliu menggunakan speedbooat dengan biaya Rp. 30.000,- dan merapat di pantai muka markas negeri Hulaliu. \
Skripsi : PEMBERDAYAAN EKONOMI JEMAAT HULALIU
Oleh : Gusmon Sahureka, S.Si
KELUARGA DAN GEREJA
Keluarga adalah bagian yang terkecil dari suatu persekutuan jemaat dimana kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga haruslah diupayakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dengan cara apapun yang penting adalah halal. Hal ini memberi arti bahwa, kehdiupan keluarga seutuhnya tergantung pada hasil kerja yang dikumpulkan. Dalam artian, jika yang dikumpulkan itu banyak maka pendapatannya banyak, dan apabila yang dikumpulkannya adalah sedikit maka pendapatannya sedikit pula. Dengan demikian keluarga haruslah bekerja dengan segala kelebihan dan talenta yang ia miliki, karena apabila tidak bekerja maka kesejahteraan keluarga terancam.
Fenomena keluarga-keluarga di jemaat GPM Hulaliu memperihatkan bahwa keluarga telah berada dalam suatu kehidupan yang tingkat kesejahteraan belum tercapai. Gereja sebagai lembaga spiritual jemaat mulai mengadakan pemberdayaan ekonomi yang bertujuan untuk membantu meningkatkan pendapatan dan taraf hidup warga jemaat.
Jemaat tidak bisadibawah saja dalam pelayanan gereja yang spiritual saja seperti ibadah-ibadah. Ini bukan berarti ibadah itu tidaklah penting, tapi disamping itu harus sejalan dengan aspek lainnya yang turut membentuk kehidupan umat. Kecendrungan gereja memahami ibadah secara ritual saja, akan menyebabkan ketimpangan terhadap hakekat ibadah itu sendiri. Van Dop menyebutkan sebagai Celebration of life, perayaan kehidupan” atau lebih ditekankan pada kehidupan baru dalam Kristus, sehingga harus mengandung unsure-unsur, seperti : pertemuan jemaat, doa-penyembahan dan nyanyian, bersifat penggembalaan, peringatan bahwak kesaksian dan katekese, keseluruhan aspek ini harus diwujudkan
Pemberdayaan dan perlengkapan (Empowerment) diartikan sebagai penciptaan dan pengembangan situasi menang-menang (win to win) sehingga semua orang memiliki kemampuan dan kesempatan berkinerja, bermutu, berkreasi, berinovasi dan mengembangkan diri. Sangat benar bahwa pemberdayaan SDM merupakan tugas pekerjaan rumah gereja yang sangat mendesak untuk dilakukan. Ada kekuatiran muncul dalam hati jangan-jangan hanya tahu membicarakan tantangan globalisasi tapi tidak tahu atau tidak mau menyikapi dan menanganinya menjadi sebuah modal untuk pelayanan Gereja. Atau jangan-jangan kita hanya tahu bercerita, berbicara tentang pemberdayaan SDM di tetapi soal aktualisasinya tidak mau atau tidak mampu, jadi disini kita dituntut untuk lebih serius memikirkan dan merenungkan dan tentu saja melakukannya.
Gereja haruslah melakukan fungsi pemberdayaan. Banawiratma, melihat bahwa gereja harus menjatuhkan pilihan itu pada pemberdayaan umat yang transformatif demi memanusiakan manusia sebagai subjek yang mandiri dalam memperjuangkan kehidupan bersama yang lebih manusiawi.
Terhadap tanggungjawab gereja dalam pemberdayaan umat, Hope Antobe mengusulkan bahwa gerja harus memiliki kerangka kerja yang dibangun secara praksis dalam pemberdayaan umat manusia yang meliputi : a. Study, langkah ini adalah untuk mempelajari faktor yang berkaitan dengan ketidakberdayaan yang dialami dan berkaitan dengan ketrampilan. b. Refleksi, langkah ini adalah menyoroti konteks dalam terang teks; c. Inspirasi, membuat implikasi mengenai aspek-aspek yang perlu dalm proses pemberdayaan; d. Eksperimentasi, menuangkan pendekatan, model, bentuk atau gagaasn solutif pemberayaan; e. Aksi membuat seluruh aksi-praksis dilapangan. Tahapan-tahapan ini berkesinambungan pada proses selanjutnya.
Gereja sebagai pelaksana pemberdayaan jemaat harus memiliki dasar yang kuat yang dapat dipertanggunjawabkan secara teologis sebagai respon atau jawaban terhadap tindakan Allah yang menyatakan diri kepada dan demi memberdayaan mansuia. Dasar itu adalah : Hidup, Gereja dan dirinya, karya Allah, dam tugas misioner.
Intervensi gereja dalam bidang sosial-ekonomi harus dilihat sebagai suatu panggilan, sebab dalam pemikiran ekonomi, harus dikembangkan sikap yang berpihak pada orang miskin, yang tersingkir dan tertindas. Dan sebaliknya dalam teologi eukonomia yang berpihak kepada mereka yang miskin, yang lemah dan yang tertindas harus merupakan suatu panggilan, suatu keharusan dan kehendak Tuhan. Nilai-nilai ekonomi yang dikembangkan berdasarkan nilai-nilai etis dan moral spritual Ilahi, yaitu telah menyatakan keberpihakan-Nya pada orang miskin.
Realitas keluarga di jemaat Hulaliu, memperlihatkan adanya sebuah bentuk kertergantungan yang tinggi terhadap sebuah upaya pemberdayaan dalam hal ini adalah gereja. Kepercayaan mereka bahwa gereja merupakan institusi yang baik dalam mengurus keuangan dan memberikan pelayanan yang baik menambah perilaku ketergantungan. Gereja harus memikirkan cara pemberdayaan kepada keluarga-keluarga dengan suatu cara yang lebih baik agar tidak terjadi ketergantungan pada modal usaha. Artinya pemberdayaan gereja harus mempunyai arah dan lebih transformatif. Dengan demikian pelayanan diakonia kualitatif yang dilakukan gereja berupa membarikan bantuan berupa uang haruslah bisa ditransformasikan kepada pelayanan diakonia yang transformatif. Dalam hal ini memberi dan membantu orang agar manusia dapat merubag dirinya sendiri. Dengan demikian dapat mengurangi ketergantungan kepada gereja.
GEREJA SEBAGAI KOMUNITAS YANG MEMBERDAYAKAN
Gereja sebagai komunitas yang memberdayakan. Dengan dalih Gereja sebagai lembaga keagamaan tidak boleh memihak alias harus netral dalam masyarakat para pemimpin Gereja lantas tidak begitu peduli dengan masalah-masalah sosial yang bersifat politis.
Gereja sebagai Komunitas iman para murid Yesus Kristus politis yang lahir dari semangat spiritualitas Allah dalam Yesus Kristus seharusnya mengembangkan dirinya menjadi sebuah kekuatan sosial politis yang memberdayakan warga jemaat dan warga masyarakat.
Gereja pertama-tama dan bahkan harus ditegaskan di sini ialah peran sosial Gereja tidaklah sebagai upaya merebut kekuasaan ekonomi dan politik itu berada dalam tangan para pejabat Gereja atau orang-orang Kristen saja. Sebaliknya, peran sosial itu lebih merupakan upaya-upaya pendampingan yang memberdayakan warga jemaat dan warga masyarakat dengan jelas mendorong terbentuknya kekuatan-kekuatan komunitas basis resistensi yang mandiri baik secara ekonomi maupun secara politis berdasarkan potensi yang mereka miliki sendiri. Melalui komunitas-komunitas basis resistensi itulah diharapkan warga jemaat dan warga masyarakat dapat membangun semacam aliansi kehidupan bersama yang saling memberdayakan yang memampukan mereka mempengaruhi proses-proses pengambilan kebijakan publik, baik secara ekonomi dan politik, yang membuka peluang kepada orang-orang miskin dan tertindas memperoleh ruang untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia gambar Allah yang memiliki harkat dan martabat kemanusiaan yang mulia (bdk. Kej. 1:26-28 dan Maz. 8). Dengan jalan ini warga jemaat dan warga masyarakat yang sebagian besar rakyat masih hidup dengan tingkat pendapatan yang sangat memprihatinkan itu tidak menjadi korban janji-janji ekonomi dan politik.
• Kasih Yang Memberdayakan Memekarkan Kesadaran Emansipatoris
Dalam semangat missioner maka pelayanan sosial atau diakonia sosial bukan alat untuk meng-Kristen-kan orang lain yang telah menganut agama tertentu dan ataupun mereka yang belum menganut agama resmi apapun. Sebaliknya, pelayanan sosial atau diakonia sosial itu dimaksudkan sesama kita boleh mengalami kehadiran KRISTUS dalam hidupnya, sebuah kehadiran penuh kuasa yang memberdayakan. Dalam hal ini, pelayanan sosial atau diakonia sosial komunitas Kristen harus merupakan diakonia pemberdayaan secara structural.
KELUARGA DAN TEOLOGI PEMBERDAYAAN
Teologi pemberdayaan ialah refleksi teologis Kristiani yang mendorong proses transformasi sosial, baik secara ekonomi dan politik, yang bertitik-tolak dari potensi yang dimiliki orang-orang miskin dan tertindas itu sendiri. Dengan kata lain, teologi pemberdayaan adalah teologi yang membuat orang-orang miskin dan tertindas menemukan potensi-potensi emansipatoris yang terdapat dalam semangat hidup mereka sendiri, baik itu dalam bentuk semangat hidup kultural maupun semangat hidup religius mereka. Atau dapat juga dikatakan bahwa teologi pemberdayaan adalah teologi yang memampukan orang-orang miskin dan tertindas tidak silap dengan kemurahatian yang lahir dari kepribadian pedonor dan pendamping yang bermental posesif serta mampu mempertanyakan segala bentuk bantuan secara kristis bahkan mampu menolak bantuan itu kalau bantuan itu hanya akan memperpanjang penderitaan mereka.
Tentang teologi pemberdayaan dari gereja lebih mengena dekat dengan masyarakat dari pada teologi pembebasan di Amerika Latin-Asia dan/atau teologi pembangunan di Indonesia selama Orde Baru. Teologi pembebasan yang berkembang di Amerika Latin dan Asia, baik dalam bentuk teologi pembebasan Amerika Latin maupun teologi pembebasan Filipina, telah gagal membuat orang-orang miskin menjadi subyek dalam mengatasi masalah kemiskinan material yang mereka alami dan kekuasaan politik yang menindas mereka. Kegagalan yang sama, bahkan lebih parah lagi terjadi dengan teologi pembangunan di Indonesia sebagaimana digagas oleh Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia di bawah pengaruh yang sangat dominan dari T.B. Simatupang. Kegagalan itu sangat terkait dengan cara bagaimana memandang orang-orang miskin sebagai subyek dalam sejarah hidup mereka.
Dalam teologi pembebasan dan teologi pembangunan ditekankan perlunya orang-orang miskin dibebaskan dari seluruh ikatan-ikatan yang dipandangnya mempermiskin dan menindas mereka. teologi seperti ini dan memandangnya sebagai teologi yang paling prospektif dalam upaya Gereja dan orang-orang yang berkehendak baik mengatasi masalah kemiskinan material dan kekuasaan politik yang menindas. Teologi pembebasan atau di Indonesia dalam bentuk teologi pembangunan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia itu juga memiliki kecenderungan mematikan “benih-benih emansipatoris” yang secara potensial hidup dan terhayati oleh orang-orang miskin dan tertindas, baik itu dalam bentuk semangat emansipatoris sebagaimana hidup dalam kesadaran kultural maupun semangat emansipatoris sebagaimana terhayati dalam iman dan kesadaran religius orang-orang miskin dan tertindas itu. Dengan kata lain, teologi pembebasan yang menekankan proses pembebasan dari secara tidak disadarinya cenderung mengabaikan “benih-benih emansipatoris” yang secara potensial dimiliki oleh orang-orang miskin dan tertindas itu. Dengan demikian secara tidak disadarinya teologi pembebasan seperti halnya teologi pembangunan di Indonesia memiliki potensi memperdaya (empowerless) orang-orang miskin dan tertindas. Sehingga tanpa dikehendakipun teologi pembebasan telah menyediakan pintu-masuk (entry point) bagi kekuatan ekonomi pelaku bisnis yang bermental narsistis dan para politik.
ALLAH YANG MEMBERDAYAKAN
Keyakinan teologis tentang Allah dalam Yesus Kristus sebagaimana dipelihara dalam tradisi iman Kristiani adalah Allah yang memberdayakan. Kuasa pemberdayaan Allah itu sangat nyata dalam narasi mengenai narasi penciptaan dalam Kejadian 1-2 dan Injil Yohanes mengenai rahasia inkarnasi Allah dalam Yohanis 1:14. Kedua narasi itu mengungkapkan tindakan penyelamatan yang bersifat memberdayakan.
Narasi penciptaan dan rahasia inkarnasi Allah sebagaimana disesinggung di atas. Sebenarnya apa yang kita baca dalam narasi penciptaan dan rahasia inkarnasi Allah adalah karya penyelamatan Allah yang memberdayakan. Kalau kita memperhatikan dengan teliti cerita penciptaan maka kita akan segera menyadari bahwa Allah menciptakan kehidupan ini (manusia dan makhluk hidup lainnya) Kejadian 1:1-25 ialah Allah justru memberdayakan segala sesuatu yang telah ada. Jadi, sebenarnya narasi Kejadian 1:1-25 memberi kesaksian mengenai politik Allah sebagai karya pemberdayaan.
Politik pemberdayaan Allah dalam rahasia inkarnasi Allah dalam Yesus Kristus. Aspek komunikasi-personal yang diwujudkan dalam rahasia inkarnasi Allah itu adalah suatu aspek penting dari semangat dasar pemberdayaan. Politik pemberdayaan Allah dengan merujuk kepada inspirasi teologis inkarnasional ini. Kita bisa menambahkan contoh lain di sini tentang politik pemberdayaan Allah dalam Yesus Kristus itu sebagaimana dalam kisah Yesus memanggil murid-murid-Nya (lihat Markus 1:16-20; Matius 4:18-22; Lukas 5:1-11). Cukup jelas di sini bahwa Yesus memanggil orang untuk menjadi murid-Nya dengan tidak menyangkal latar belakang mereka dan/atau apa yang menjadi potensi mereka.
Yesus memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan adalah juga contoh yang paling baik tentang semangat spiritualitas yang memberdayakan (bdk. Matius 6:30-44 dan kesejahteraannya). Yesus dalam kasus ini adalah suatu tindakan sosial yang bersifat pemberdayaan di tengah-tengah kekuasaan ekonomi dan politik dalam tangan mereka yang kehilangan kepekaan sosial yang memberdayakan dan nurani kemanusiaannya yang lebih dipengaruhi oleh semangat kemanusiaan yang posesif atau penuh pamrih.
Fenomena keluarga-keluarga di jemaat GPM Hulaliu memperihatkan bahwa keluarga telah berada dalam suatu kehidupan yang tingkat kesejahteraan belum tercapai. Gereja sebagai lembaga spiritual jemaat mulai mengadakan pemberdayaan ekonomi yang bertujuan untuk membantu meningkatkan pendapatan dan taraf hidup warga jemaat.
Jemaat tidak bisadibawah saja dalam pelayanan gereja yang spiritual saja seperti ibadah-ibadah. Ini bukan berarti ibadah itu tidaklah penting, tapi disamping itu harus sejalan dengan aspek lainnya yang turut membentuk kehidupan umat. Kecendrungan gereja memahami ibadah secara ritual saja, akan menyebabkan ketimpangan terhadap hakekat ibadah itu sendiri. Van Dop menyebutkan sebagai Celebration of life, perayaan kehidupan” atau lebih ditekankan pada kehidupan baru dalam Kristus, sehingga harus mengandung unsure-unsur, seperti : pertemuan jemaat, doa-penyembahan dan nyanyian, bersifat penggembalaan, peringatan bahwak kesaksian dan katekese, keseluruhan aspek ini harus diwujudkan
Pemberdayaan dan perlengkapan (Empowerment) diartikan sebagai penciptaan dan pengembangan situasi menang-menang (win to win) sehingga semua orang memiliki kemampuan dan kesempatan berkinerja, bermutu, berkreasi, berinovasi dan mengembangkan diri. Sangat benar bahwa pemberdayaan SDM merupakan tugas pekerjaan rumah gereja yang sangat mendesak untuk dilakukan. Ada kekuatiran muncul dalam hati jangan-jangan hanya tahu membicarakan tantangan globalisasi tapi tidak tahu atau tidak mau menyikapi dan menanganinya menjadi sebuah modal untuk pelayanan Gereja. Atau jangan-jangan kita hanya tahu bercerita, berbicara tentang pemberdayaan SDM di tetapi soal aktualisasinya tidak mau atau tidak mampu, jadi disini kita dituntut untuk lebih serius memikirkan dan merenungkan dan tentu saja melakukannya.
Gereja haruslah melakukan fungsi pemberdayaan. Banawiratma, melihat bahwa gereja harus menjatuhkan pilihan itu pada pemberdayaan umat yang transformatif demi memanusiakan manusia sebagai subjek yang mandiri dalam memperjuangkan kehidupan bersama yang lebih manusiawi.
Terhadap tanggungjawab gereja dalam pemberdayaan umat, Hope Antobe mengusulkan bahwa gerja harus memiliki kerangka kerja yang dibangun secara praksis dalam pemberdayaan umat manusia yang meliputi : a. Study, langkah ini adalah untuk mempelajari faktor yang berkaitan dengan ketidakberdayaan yang dialami dan berkaitan dengan ketrampilan. b. Refleksi, langkah ini adalah menyoroti konteks dalam terang teks; c. Inspirasi, membuat implikasi mengenai aspek-aspek yang perlu dalm proses pemberdayaan; d. Eksperimentasi, menuangkan pendekatan, model, bentuk atau gagaasn solutif pemberayaan; e. Aksi membuat seluruh aksi-praksis dilapangan. Tahapan-tahapan ini berkesinambungan pada proses selanjutnya.
Gereja sebagai pelaksana pemberdayaan jemaat harus memiliki dasar yang kuat yang dapat dipertanggunjawabkan secara teologis sebagai respon atau jawaban terhadap tindakan Allah yang menyatakan diri kepada dan demi memberdayaan mansuia. Dasar itu adalah : Hidup, Gereja dan dirinya, karya Allah, dam tugas misioner.
Intervensi gereja dalam bidang sosial-ekonomi harus dilihat sebagai suatu panggilan, sebab dalam pemikiran ekonomi, harus dikembangkan sikap yang berpihak pada orang miskin, yang tersingkir dan tertindas. Dan sebaliknya dalam teologi eukonomia yang berpihak kepada mereka yang miskin, yang lemah dan yang tertindas harus merupakan suatu panggilan, suatu keharusan dan kehendak Tuhan. Nilai-nilai ekonomi yang dikembangkan berdasarkan nilai-nilai etis dan moral spritual Ilahi, yaitu telah menyatakan keberpihakan-Nya pada orang miskin.
Realitas keluarga di jemaat Hulaliu, memperlihatkan adanya sebuah bentuk kertergantungan yang tinggi terhadap sebuah upaya pemberdayaan dalam hal ini adalah gereja. Kepercayaan mereka bahwa gereja merupakan institusi yang baik dalam mengurus keuangan dan memberikan pelayanan yang baik menambah perilaku ketergantungan. Gereja harus memikirkan cara pemberdayaan kepada keluarga-keluarga dengan suatu cara yang lebih baik agar tidak terjadi ketergantungan pada modal usaha. Artinya pemberdayaan gereja harus mempunyai arah dan lebih transformatif. Dengan demikian pelayanan diakonia kualitatif yang dilakukan gereja berupa membarikan bantuan berupa uang haruslah bisa ditransformasikan kepada pelayanan diakonia yang transformatif. Dalam hal ini memberi dan membantu orang agar manusia dapat merubag dirinya sendiri. Dengan demikian dapat mengurangi ketergantungan kepada gereja.
GEREJA SEBAGAI KOMUNITAS YANG MEMBERDAYAKAN
Gereja sebagai komunitas yang memberdayakan. Dengan dalih Gereja sebagai lembaga keagamaan tidak boleh memihak alias harus netral dalam masyarakat para pemimpin Gereja lantas tidak begitu peduli dengan masalah-masalah sosial yang bersifat politis.
Gereja sebagai Komunitas iman para murid Yesus Kristus politis yang lahir dari semangat spiritualitas Allah dalam Yesus Kristus seharusnya mengembangkan dirinya menjadi sebuah kekuatan sosial politis yang memberdayakan warga jemaat dan warga masyarakat.
Gereja pertama-tama dan bahkan harus ditegaskan di sini ialah peran sosial Gereja tidaklah sebagai upaya merebut kekuasaan ekonomi dan politik itu berada dalam tangan para pejabat Gereja atau orang-orang Kristen saja. Sebaliknya, peran sosial itu lebih merupakan upaya-upaya pendampingan yang memberdayakan warga jemaat dan warga masyarakat dengan jelas mendorong terbentuknya kekuatan-kekuatan komunitas basis resistensi yang mandiri baik secara ekonomi maupun secara politis berdasarkan potensi yang mereka miliki sendiri. Melalui komunitas-komunitas basis resistensi itulah diharapkan warga jemaat dan warga masyarakat dapat membangun semacam aliansi kehidupan bersama yang saling memberdayakan yang memampukan mereka mempengaruhi proses-proses pengambilan kebijakan publik, baik secara ekonomi dan politik, yang membuka peluang kepada orang-orang miskin dan tertindas memperoleh ruang untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia gambar Allah yang memiliki harkat dan martabat kemanusiaan yang mulia (bdk. Kej. 1:26-28 dan Maz. 8). Dengan jalan ini warga jemaat dan warga masyarakat yang sebagian besar rakyat masih hidup dengan tingkat pendapatan yang sangat memprihatinkan itu tidak menjadi korban janji-janji ekonomi dan politik.
• Kasih Yang Memberdayakan Memekarkan Kesadaran Emansipatoris
Dalam semangat missioner maka pelayanan sosial atau diakonia sosial bukan alat untuk meng-Kristen-kan orang lain yang telah menganut agama tertentu dan ataupun mereka yang belum menganut agama resmi apapun. Sebaliknya, pelayanan sosial atau diakonia sosial itu dimaksudkan sesama kita boleh mengalami kehadiran KRISTUS dalam hidupnya, sebuah kehadiran penuh kuasa yang memberdayakan. Dalam hal ini, pelayanan sosial atau diakonia sosial komunitas Kristen harus merupakan diakonia pemberdayaan secara structural.
KELUARGA DAN TEOLOGI PEMBERDAYAAN
Teologi pemberdayaan ialah refleksi teologis Kristiani yang mendorong proses transformasi sosial, baik secara ekonomi dan politik, yang bertitik-tolak dari potensi yang dimiliki orang-orang miskin dan tertindas itu sendiri. Dengan kata lain, teologi pemberdayaan adalah teologi yang membuat orang-orang miskin dan tertindas menemukan potensi-potensi emansipatoris yang terdapat dalam semangat hidup mereka sendiri, baik itu dalam bentuk semangat hidup kultural maupun semangat hidup religius mereka. Atau dapat juga dikatakan bahwa teologi pemberdayaan adalah teologi yang memampukan orang-orang miskin dan tertindas tidak silap dengan kemurahatian yang lahir dari kepribadian pedonor dan pendamping yang bermental posesif serta mampu mempertanyakan segala bentuk bantuan secara kristis bahkan mampu menolak bantuan itu kalau bantuan itu hanya akan memperpanjang penderitaan mereka.
Tentang teologi pemberdayaan dari gereja lebih mengena dekat dengan masyarakat dari pada teologi pembebasan di Amerika Latin-Asia dan/atau teologi pembangunan di Indonesia selama Orde Baru. Teologi pembebasan yang berkembang di Amerika Latin dan Asia, baik dalam bentuk teologi pembebasan Amerika Latin maupun teologi pembebasan Filipina, telah gagal membuat orang-orang miskin menjadi subyek dalam mengatasi masalah kemiskinan material yang mereka alami dan kekuasaan politik yang menindas mereka. Kegagalan yang sama, bahkan lebih parah lagi terjadi dengan teologi pembangunan di Indonesia sebagaimana digagas oleh Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia di bawah pengaruh yang sangat dominan dari T.B. Simatupang. Kegagalan itu sangat terkait dengan cara bagaimana memandang orang-orang miskin sebagai subyek dalam sejarah hidup mereka.
Dalam teologi pembebasan dan teologi pembangunan ditekankan perlunya orang-orang miskin dibebaskan dari seluruh ikatan-ikatan yang dipandangnya mempermiskin dan menindas mereka. teologi seperti ini dan memandangnya sebagai teologi yang paling prospektif dalam upaya Gereja dan orang-orang yang berkehendak baik mengatasi masalah kemiskinan material dan kekuasaan politik yang menindas. Teologi pembebasan atau di Indonesia dalam bentuk teologi pembangunan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia itu juga memiliki kecenderungan mematikan “benih-benih emansipatoris” yang secara potensial hidup dan terhayati oleh orang-orang miskin dan tertindas, baik itu dalam bentuk semangat emansipatoris sebagaimana hidup dalam kesadaran kultural maupun semangat emansipatoris sebagaimana terhayati dalam iman dan kesadaran religius orang-orang miskin dan tertindas itu. Dengan kata lain, teologi pembebasan yang menekankan proses pembebasan dari secara tidak disadarinya cenderung mengabaikan “benih-benih emansipatoris” yang secara potensial dimiliki oleh orang-orang miskin dan tertindas itu. Dengan demikian secara tidak disadarinya teologi pembebasan seperti halnya teologi pembangunan di Indonesia memiliki potensi memperdaya (empowerless) orang-orang miskin dan tertindas. Sehingga tanpa dikehendakipun teologi pembebasan telah menyediakan pintu-masuk (entry point) bagi kekuatan ekonomi pelaku bisnis yang bermental narsistis dan para politik.
ALLAH YANG MEMBERDAYAKAN
Keyakinan teologis tentang Allah dalam Yesus Kristus sebagaimana dipelihara dalam tradisi iman Kristiani adalah Allah yang memberdayakan. Kuasa pemberdayaan Allah itu sangat nyata dalam narasi mengenai narasi penciptaan dalam Kejadian 1-2 dan Injil Yohanes mengenai rahasia inkarnasi Allah dalam Yohanis 1:14. Kedua narasi itu mengungkapkan tindakan penyelamatan yang bersifat memberdayakan.
Narasi penciptaan dan rahasia inkarnasi Allah sebagaimana disesinggung di atas. Sebenarnya apa yang kita baca dalam narasi penciptaan dan rahasia inkarnasi Allah adalah karya penyelamatan Allah yang memberdayakan. Kalau kita memperhatikan dengan teliti cerita penciptaan maka kita akan segera menyadari bahwa Allah menciptakan kehidupan ini (manusia dan makhluk hidup lainnya) Kejadian 1:1-25 ialah Allah justru memberdayakan segala sesuatu yang telah ada. Jadi, sebenarnya narasi Kejadian 1:1-25 memberi kesaksian mengenai politik Allah sebagai karya pemberdayaan.
Politik pemberdayaan Allah dalam rahasia inkarnasi Allah dalam Yesus Kristus. Aspek komunikasi-personal yang diwujudkan dalam rahasia inkarnasi Allah itu adalah suatu aspek penting dari semangat dasar pemberdayaan. Politik pemberdayaan Allah dengan merujuk kepada inspirasi teologis inkarnasional ini. Kita bisa menambahkan contoh lain di sini tentang politik pemberdayaan Allah dalam Yesus Kristus itu sebagaimana dalam kisah Yesus memanggil murid-murid-Nya (lihat Markus 1:16-20; Matius 4:18-22; Lukas 5:1-11). Cukup jelas di sini bahwa Yesus memanggil orang untuk menjadi murid-Nya dengan tidak menyangkal latar belakang mereka dan/atau apa yang menjadi potensi mereka.
Yesus memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan adalah juga contoh yang paling baik tentang semangat spiritualitas yang memberdayakan (bdk. Matius 6:30-44 dan kesejahteraannya). Yesus dalam kasus ini adalah suatu tindakan sosial yang bersifat pemberdayaan di tengah-tengah kekuasaan ekonomi dan politik dalam tangan mereka yang kehilangan kepekaan sosial yang memberdayakan dan nurani kemanusiaannya yang lebih dipengaruhi oleh semangat kemanusiaan yang posesif atau penuh pamrih.
AMA HATURESSY
Oh Haturessy Ama Patti Lounusa Ama Nahoka Rakanyawa
a-u pataru’ wa-amu samata wa’ pahanumu nala tihi potua
toturain yanain e.. pala apa ni melain waihokal e.. pa’sosa
pala hari pahanu aman
anapa au o-i heka lau herimu au panoe ale sorimu
Oh haturessy kupa mese-mese hatu haha ama malona e maela
Au paturu nala au mata tau aheri’sa nala tihi potua
….Terjemahan….
Oh Haturessy negeri raja himpun pulau negeri labuhan rakanyawa
Beta berjanji padamu selalu mau membangun sampai akhir masa
Tanjung yanain memanggil manggil, pohon nyiur waihokal mengingatkan
Minta pulang membangun negeri
Kalaupun kupergi jauh darimu aku ingat kau selalu
Oh Haturessy duduk di atas batu negeri lelaki yang keramat
Aku berjanji sampai aku mati takkan kulupa sampai akhir masa…
Oleh : Bpk . A . Laisina.
a-u pataru’ wa-amu samata wa’ pahanumu nala tihi potua
toturain yanain e.. pala apa ni melain waihokal e.. pa’sosa
pala hari pahanu aman
anapa au o-i heka lau herimu au panoe ale sorimu
Oh haturessy kupa mese-mese hatu haha ama malona e maela
Au paturu nala au mata tau aheri’sa nala tihi potua
….Terjemahan….
Oh Haturessy negeri raja himpun pulau negeri labuhan rakanyawa
Beta berjanji padamu selalu mau membangun sampai akhir masa
Tanjung yanain memanggil manggil, pohon nyiur waihokal mengingatkan
Minta pulang membangun negeri
Kalaupun kupergi jauh darimu aku ingat kau selalu
Oh Haturessy duduk di atas batu negeri lelaki yang keramat
Aku berjanji sampai aku mati takkan kulupa sampai akhir masa…
Oleh : Bpk . A . Laisina.
Doa Bapa Kami Dalam Bahasa Hulaliu
Amau’ka loto lanito
Kope nalamu
Um kayarani lai
Pasuka’um kawa’a, eke karasan
ahanau’u lanito
Koe wa’ ami potu ti, ami’m amanam.
Laha ampong ya’ ami ma poso ahia,
Sire lahai is puna ahia wa’ ami
Laha ehe’e peki ami eke poso soe laloi
Tapi kamusii ami eke malatutur
Karna Ale kayarano, laha’m kuasa
Kura kemuliaan, nalai mese-mese
Amin….
Kope nalamu
Um kayarani lai
Pasuka’um kawa’a, eke karasan
ahanau’u lanito
Koe wa’ ami potu ti, ami’m amanam.
Laha ampong ya’ ami ma poso ahia,
Sire lahai is puna ahia wa’ ami
Laha ehe’e peki ami eke poso soe laloi
Tapi kamusii ami eke malatutur
Karna Ale kayarano, laha’m kuasa
Kura kemuliaan, nalai mese-mese
Amin….
Terjemahan oleh Bpk Jopi . Laisina
Hulaliu, Maret 2010
Palamana terakhir di Gereja Tua
Alamana
Naloi utun lesin upu lanit koe ijin wa’iteka upu ama-a is pamahanu kabatine
Jemaat
Naloi utun lesin to uma upu lanit i paturu’ hatai laha i repa’ke au ewe kakui’a lo-omi
Alamana
Naloi utun lesin wa’anai tine eke-em kaba laloi tine, ke-e i wele ini firman to wa’ tine panonol keselamatan i paturu-el , i kitika laha ite nukuka iman
Jemaat
Am sopakoku nalamu samata, ite ko-a laha hiti syukur wa-amu kawa’ upu lanit palau; jamaat laha ama Haturessy alat tine.
Alamana
Nam wahi’ alem kuasa laha alem ma-ini wa’ ite lo-oka upu ana’ aman tine laha tine lo-o mansia eke’ tapele laloi tine.
Jemaat
Am ewe eke’ aman tine, am ewe eke’ Negara tine am ewe he’ti kura hatua isa-i, Am upu ana aman ti am paturu’ wa’ pamahanu aman tine.
Alamana
Anapo taha matuan wa’I pamahanu’ kaba ti,
Jemaat
Kaba ti am pahanur lae-e
Alamana + Jemaat
: Kalo ahto nau’ hatuaka laloi ti upu lanito, le wahi’ke iteka lalan ę oke’ke ę maturu hasuim lalano, laha peki ami hasuim lalan manisa-i.
\
Jemaat
Naloi utun lesin to uma upu lanit i paturu’ hatai laha i repa’ke au ewe kakui’a lo-omi
Alamana
Naloi utun lesin wa’anai tine eke-em kaba laloi tine, ke-e i wele ini firman to wa’ tine panonol keselamatan i paturu-el , i kitika laha ite nukuka iman
Jemaat
Am sopakoku nalamu samata, ite ko-a laha hiti syukur wa-amu kawa’ upu lanit palau; jamaat laha ama Haturessy alat tine.
Alamana
Nam wahi’ alem kuasa laha alem ma-ini wa’ ite lo-oka upu ana’ aman tine laha tine lo-o mansia eke’ tapele laloi tine.
Jemaat
Am ewe eke’ aman tine, am ewe eke’ Negara tine am ewe he’ti kura hatua isa-i, Am upu ana aman ti am paturu’ wa’ pamahanu aman tine.
Alamana
Anapo taha matuan wa’I pamahanu’ kaba ti,
Jemaat
Kaba ti am pahanur lae-e
Alamana + Jemaat
: Kalo ahto nau’ hatuaka laloi ti upu lanito, le wahi’ke iteka lalan ę oke’ke ę maturu hasuim lalano, laha peki ami hasuim lalan manisa-i.
IPPHAR DALAM TAHUN 2009
18 Januari : Ibadah Perdana Di ketua IPPHAR
8 Maret : Ibadah Pantai Di Suli
29 Maret : Pemilihan Pengurus Ipphar Baru
1 April : Pelantikan Pengurus IPPHAR
5 April : Sukacita Bersama Anggota Sidi Gereja di Ambon
8 April : Pelatihan Sablon dan kegiatan sablon kaos Haturessy Anai
10 April : Sukacita bersama Anggota Sidi Baru Di jemaat Hulaliu
11 April : Pembagian Minyak Tanah untuk Pawai paskah
12 April : Paskah bersama SMTPI Remaja di Jemaat Hulaliu
Pembagian Alkitab Bingkisan Paskah
3 Mei : Raker IPPHAR
18 Juni : HUT IPPHAR
19 Juli : Kerja Bakti di Lokasi Gedung Gereja Baru
9 Agustus : Ibadah Koinonia IPPHAR dan PPPKA (Kamarian Amalatu)
13 September : Pelantikan Panitia Natal
20 September : Pembersihan Asari Lounusa Haturessy Rakanyawa
20 September : Tarik tambang meramaikan HUT GPM di Jemaat Hulaliu
15 Desember : Pembagian kaos IPPHAR
28 Desember : Pelaksanaan Natal IPPHAR
28 Desember : Pemutaran Film 2012 layar lebar untuk jemaat dan masyarakat Hulaliu
31 Desember : Multimedia untuk Malam Kunci Taong
8 Maret : Ibadah Pantai Di Suli
29 Maret : Pemilihan Pengurus Ipphar Baru
1 April : Pelantikan Pengurus IPPHAR
5 April : Sukacita Bersama Anggota Sidi Gereja di Ambon
8 April : Pelatihan Sablon dan kegiatan sablon kaos Haturessy Anai
10 April : Sukacita bersama Anggota Sidi Baru Di jemaat Hulaliu
11 April : Pembagian Minyak Tanah untuk Pawai paskah
12 April : Paskah bersama SMTPI Remaja di Jemaat Hulaliu
Pembagian Alkitab Bingkisan Paskah
3 Mei : Raker IPPHAR
18 Juni : HUT IPPHAR
19 Juli : Kerja Bakti di Lokasi Gedung Gereja Baru
9 Agustus : Ibadah Koinonia IPPHAR dan PPPKA (Kamarian Amalatu)
13 September : Pelantikan Panitia Natal
20 September : Pembersihan Asari Lounusa Haturessy Rakanyawa
20 September : Tarik tambang meramaikan HUT GPM di Jemaat Hulaliu
15 Desember : Pembagian kaos IPPHAR
28 Desember : Pelaksanaan Natal IPPHAR
28 Desember : Pemutaran Film 2012 layar lebar untuk jemaat dan masyarakat Hulaliu
31 Desember : Multimedia untuk Malam Kunci Taong
HATUHAHA AMARIMA LOUNUSA
Karya : Auti Po
nene yau sui, yapa nene yau sui
yapa nene yau sui wa'a lo'okaeya
nene yau sui wa'a lo'okaeya amarima lounusa
nunu lau malaka, nunu lau malaka
nunu lau malaka lau mauno
nunu lau malaka lau maunea
lete yasai lounusa
sana isya'e kita lei timuro, latua ronesina
sana isya'e kita lei halato, monia makakuku
sana isya'e pakoti leamatai, pikai hehe laisina
siriya upasiri-siri
sanaru pasanaheu
karya sina surinai
karya sina surinai ratua
malei roa lounusa asalo
sala awale jadi
malei eta walepitua maningkamu
eta maningkamu hatuhahai eya
eta maningkamu hatuhahai suwe guruasyi janji
gurua syi mata syatataru eyao
maningkamu ehe punale ahiya
seiya puna mani wa'a jahelo
lauworiya kupu susah
Translation:
LIMA NEGERI HATUHAHA
Karya : Some One
dengarlah wahai masyarakat hatuhaha
inilah sejarah lima negeri hatuhaha
kebesaran hatuhaha dilambangkan dengan sebuah pohon beringin
satu cabangnya menuju arah timur,
yaitu laturonesina (pelauw)
satu cabang lagi ke arah barat
monia makakuku (rohomoni)
dan satu cabang lagi sejajar arah matahari
pikai hehe laisina (hulaliu)
dua cabang yang lain,
karya sina surinai (kailolo dan kabau)
hatuhaha terikat kokoh dan rapi
ikatan tali persaudaraan hatuhaha
marilah kita eratkan, kita jaga
dan kita pelihara tali kerahiman ini
sesuai janji moyang-moyang hatuhaha
terbersit janji untuk selalu menjaga persaudaraan ini
jangan sampai terabaikan
siapa yang menghancurkan ikatan ini,
akan mendapat kesusahan
\
nene yau sui, yapa nene yau sui
yapa nene yau sui wa'a lo'okaeya
nene yau sui wa'a lo'okaeya amarima lounusa
nunu lau malaka, nunu lau malaka
nunu lau malaka lau mauno
nunu lau malaka lau maunea
lete yasai lounusa
sana isya'e kita lei timuro, latua ronesina
sana isya'e kita lei halato, monia makakuku
sana isya'e pakoti leamatai, pikai hehe laisina
siriya upasiri-siri
sanaru pasanaheu
karya sina surinai
karya sina surinai ratua
malei roa lounusa asalo
sala awale jadi
malei eta walepitua maningkamu
eta maningkamu hatuhahai eya
eta maningkamu hatuhahai suwe guruasyi janji
gurua syi mata syatataru eyao
maningkamu ehe punale ahiya
seiya puna mani wa'a jahelo
lauworiya kupu susah
Translation:
LIMA NEGERI HATUHAHA
Karya : Some One
dengarlah wahai masyarakat hatuhaha
inilah sejarah lima negeri hatuhaha
kebesaran hatuhaha dilambangkan dengan sebuah pohon beringin
satu cabangnya menuju arah timur,
yaitu laturonesina (pelauw)
satu cabang lagi ke arah barat
monia makakuku (rohomoni)
dan satu cabang lagi sejajar arah matahari
pikai hehe laisina (hulaliu)
dua cabang yang lain,
karya sina surinai (kailolo dan kabau)
hatuhaha terikat kokoh dan rapi
ikatan tali persaudaraan hatuhaha
marilah kita eratkan, kita jaga
dan kita pelihara tali kerahiman ini
sesuai janji moyang-moyang hatuhaha
terbersit janji untuk selalu menjaga persaudaraan ini
jangan sampai terabaikan
siapa yang menghancurkan ikatan ini,
akan mendapat kesusahan
\
Hari Baru
Kicau Burung memuji namaMu
Debur ombak sanjungkan kasihMu
Menyambut hari baru yang penuh sukacita...
Langkah hidup ini kami jalani
Seiring waktu yang terus berputar
Banyak sudah yang kami lalui,
bersamaMu Yesus, Tuhan yang ajaib.
Saat topan dunia menghantam kras
Kau nahkoda armada kehidupan
Dan hariini kami tlah sampailah
Di hari baru pemberianMu oh..Tuhan!!
Reef:
Kicau Burung memuji namaMu
Debur ombak sanjungkan kasihMu
Menyambut hari baru yang penuh sukacita...
Kami bersyukur akan berkatMu
Kami berharap akan KasihMu
Tuntunlah langkah hidup kami ya Tuhan
Tuk melewati, Hari yang baru ini!!!
Lyrics and Arr By : Malfz Laisina VG:IPPHAR-AMBON
Debur ombak sanjungkan kasihMu
Menyambut hari baru yang penuh sukacita...
Langkah hidup ini kami jalani
Seiring waktu yang terus berputar
Banyak sudah yang kami lalui,
bersamaMu Yesus, Tuhan yang ajaib.
Saat topan dunia menghantam kras
Kau nahkoda armada kehidupan
Dan hariini kami tlah sampailah
Di hari baru pemberianMu oh..Tuhan!!
Reef:
Kicau Burung memuji namaMu
Debur ombak sanjungkan kasihMu
Menyambut hari baru yang penuh sukacita...
Kami bersyukur akan berkatMu
Kami berharap akan KasihMu
Tuntunlah langkah hidup kami ya Tuhan
Tuk melewati, Hari yang baru ini!!!
Lyrics and Arr By : Malfz Laisina VG:IPPHAR-AMBON
Susunan Majelis Jemaat 2010-2015
Tugas Menurut Sektor Pelayanan
Sektor Zaitun :
1. Pnt. Max Noya
2. Pnt. Ny. J. Birahy / H
3. Pnt. Anes Sinay
4. Dkn. Ny. P. Laisina / S
5. Dkn. Ris Taihuttu
6. Dkn. Empi Noya
Sektor Getsemani
1. Pnt. J. Nanulaitta
2. Pnt. D. F. Noya
3. Pnt. J. Noya
4. Dkn. Kres Noya
5. Dkn. Eca Noya
Sektos Galilea
1. Pnt. F. Soakakone
2. Pnt. Ny. S. Laisina/ M
3. Dkn. I. Titaley
4. Dkn. K. Siahaya
Sektor Betlehem
1. Pnt Zapnat Noya
2. Pnt. Ny. T. Noya/ S
3. Dkn. J. Noya
4. Dkn. Ny. T. Siahaya/ N
Sektor Tiberias
1. Pnt. P. Laisina
2. Pnt. L. Noya
3. Dkn. E. Noya
4. Dkn. Ny. A. Towelly/ H
5. Dk. E. Laisina
\
Sektor Zaitun :
1. Pnt. Max Noya
2. Pnt. Ny. J. Birahy / H
3. Pnt. Anes Sinay
4. Dkn. Ny. P. Laisina / S
5. Dkn. Ris Taihuttu
6. Dkn. Empi Noya
Sektor Getsemani
1. Pnt. J. Nanulaitta
2. Pnt. D. F. Noya
3. Pnt. J. Noya
4. Dkn. Kres Noya
5. Dkn. Eca Noya
Sektos Galilea
1. Pnt. F. Soakakone
2. Pnt. Ny. S. Laisina/ M
3. Dkn. I. Titaley
4. Dkn. K. Siahaya
Sektor Betlehem
1. Pnt Zapnat Noya
2. Pnt. Ny. T. Noya/ S
3. Dkn. J. Noya
4. Dkn. Ny. T. Siahaya/ N
Sektor Tiberias
1. Pnt. P. Laisina
2. Pnt. L. Noya
3. Dkn. E. Noya
4. Dkn. Ny. A. Towelly/ H
5. Dk. E. Laisina
\
Langganan:
Postingan (Atom)