Nama-nama Ikan
Ya eken : ikan tatu
Ya laria’ : ikan tatu sisir
Ya mariet : ikan samandar
Ya popo : ikan samandar laut
Ya puti : ikan salmaneti
Ya Losi : ikan sakuda
Ya Soal : sejenis ikan sakuda
Ya Soatani : Ikan sakuda besar
Ya Muri izin : ikan kapas-kapas
Ya mita musi izin: ikan kapas-kapas dilaut dalam
Ya Ety : ikan bubara kecil
Ya Puen : Ikan bubara besar
Ya Watur : Ikan sembilan
Maanegaji : ikan kerang-kerang
PELAKSANAAN SASI
Ulangan 8:1. "Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, haruslah kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan kamu memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu
.Pengelolaan dusun oleh masyarakat di Maluku telah berlangsung lama dan turun temurun sejak zamn nenek moyang. Begitu pula dengan aturan dan kaidah yang dibuat secara lisan maupun tertulis yang mengatur masyarakat dalam pengelolaan hutan untuk tetap menjaga kelestarian hasil maupun ekosistem walaupun telah mengalami berbagai perubahan seiring kemajuan zaman. Aturan tersebut yakni pelaksanaan sasi (larangan) untuk mengambil hasil dusun sebelum waktu yang telah disesuaikan dan ditentukan.
Sasi merupakan budaya turun temurun sehingga dengan menjalankan sasi, jelaslah melestarikan budaya nenek moyang disamping fungsi utama melestarikan alam ciptaan Tuhan.
Pelaksanaan sasi ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan kuantitas produksi secara menyeluruh, pelaksanaan sasi memungkinkan agar sumber daya alam didarat dapat berkembang dan terjaga kualitas selama tutup sasi hingga waktu yang ditentukan untuk buka sasi.
Pelaksanaan sasi yang dilakukan dan didasari dengan doa di gereja menandakan betapa besar peran gereja guna mengingatkan umat agar memahami dan menyadari akan kasih Allah kepada manusia melalui alam yang telah tersedia. Sasi mengingatkan manusia bahwa manusia harus turut serta dalam pemeliharaan demi untuk kelangsungan hidup yang lebih baik dan lebih berkualitas.
Dengan demikian pelaksanaan sasi memberikan manfaat bagi terjaminnya kualitas sumber daya maupun ekosistem agar tetap lestari dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kelangsungan hidup manusia yang didalamnya terkandung fungsi pemanfaatan, pengelolaan, pengawasan, pemeliharaan, dan pengendalian sumber daya alam.
PERTAMA TUHAN, KEDUA LELUHUR
Keluaran: 3:15 Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.
Budaya dan adat istiadat selamanya berasal dari para leluhur dan disampaikan secara lisan kepada anak cucu dari masa ke masa. Adat istiadat serta aturan-aturan inilah yang menyebabkan kedekatan bathin antara manusia dimasa kini dan para leluhur yang telah meninggal bahkan diyakini bahwa roh atau arwah leluhur masih tetap ada.
Nenek moyang bukanlah bagian yang terpisahkan dari kehidupan kita di saat ini, tanpa nenek moyang kita tidaklah mungkin ada, karena manusia saat ini dan nenek moyangnya adalah satu dalam garis keturunan yang nyata. Sehingga sudah sepantasnya kita sadar akan keberdaan dan keberadaan kita saat ini.
Sebagian besar orang menghargai para leluhur mereka, karena adat-adat yang diturunkan dinilai baik dan berguna dimasa sekarang misalnya sasi. Bagi masyarakat Hulaliu mereka secara jelas mempercayai leluhur-nenek moyang mereka, percaya dalam arti meyakini akan keberadaan leluhur, bukan percaya dalam arti mengimani atau menyembah. Hal ini didasarkan pada pengalaman kehidupan yang dialami dari waktu-waktu secara nyata.
Dari sepenggal penjelasan diatas maka jelas bahwa leluhur atau nenek moyang bukanlah kaum yang tidak memiliki norma walaupun mereka atheis, tapi mereka adalah manusia yang sama-sama mengajarkan nilai-nilai baik bahkan sebelum mengenal Kekristenan.
Penghargaan kepada nenek moyang patutlah dimaklumi. Bukankah nenek moyang leluhurlah yang pertama-tama menerima Injil..? Bukanlah banyak tradisi dan adat yang sedangkan kita lanjutkan adalah bagian dari pergumulan panjang nenek moyang kita. Lihat saja pelaksanaan Pela Gandong yang relevan di masa sekarang.
Jika kita berbalik pada dasar kekristenan kita yakni Alkitab,.. maka jelaslah Allah pun menghargai nenek moyang bangsa Israel sehingga menyebut diriNya Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub yang menandakan peranan nenek moyang dalam karya penyelamatan Allah.
Aha’one……………. (Syalom)
Kidung Jemaat No 3 Dalam Bahasa Hulaliu
Kami puji dengan riang, Dikau Allah yang besar
Ami somba kura suka, Ale Upu Ira'i
Bagai bung t'rima siang, hati kami pun mekar
Rupa wu'ut wa' alwata', hatwa ka pawu'u
Kabut dosa dan derita, kebimbangan t'lah lenyap
Mo'on dosa lah sangsara, kebimbangan e-heri
Sumber suka yang abadi, b'ri sinarMu menyerap
ikoe i'i tae heri koem sinal kinaka
terjemahan Oleh Bpk Kres Pattiradjawane (tete Raja)
Kidung Jemaat No 2 Dalam Bahasa Hulaliu
SUCI, SUCI, SUCI
Suci, suci, suci Tuhan Maha kuasa
Maise, maise, maise, upu ya ira’i
Dikau kami puji di pagi yang teduh.
Ale Ami Somba Au raloi marina
Suci, suci, suci, murah dan perkasa,
Maise, maise, maise, ma’I lah papasa
Allah Tritunggal, agung namaMu
Upu Imi toru, Ira nalaMuterjemahan Oleh Bpk Kres Pattiradjawane (tete Raja)
KAOS HULALIU
Aha'one...! Dapatkan segera Kaos I Love Hulaliu dan berbagai desaian lainnya sebagai wujud kecintaan dan jati diri saudara sebagai anak negeri Hulaliu - Haturessy Rakanyawa,kaos dengan bahan terbaik merk C-59, di cetak di studio Aha'one Oleh: Maryo Tuanakotta, Mon Tuanakotta, Jhony Noya, Willy Noya, desain : Gusmon Sahureka, Naldo Tuanakotta, Distirbutor : Luky Birahy, Edwin Taihuttu, Fenti Siahaya, Heidy Siahaya. Model : Eby Sinay, Pelayanan Pesanan: Ince Siahaya. Harga Rp. 70.000,- (Tujuh Puluh Ribu Rupiah) tersedia berbagai ukuran dengan warna Putih dan Hitam.. ayo... pesan segera sebelum kehabisan.. Dengan membeli kaos ini saudara turun menyumbang untuk kemajuan IPPHAR dan proses pelayanannya.. Kristus menyertai kita..